Oleh: muhammadyusufansori | Mei 19, 2010

Kenapa Petani Enggan Menggunakan Pupuk Alami?

Masih berbicara tentang mahalnya harga pupuk. Banyak kalangan yang menyarankan kepada para petani untuk menggunakan pupuk alami atau pupuk organik sebagai pengganti pupuk kimia. Harga pupuk kimia buatan yang  terus melonjak ‘memaksa’ petani untuk senantiasa menghemat anggaran usaha taninya. Menggunakan pupuk alami menjadi salah satu cara untuk menghemat biaya produksi.

Di balik segala kelebihannya, ternyata para petani masih enggan untuk menggunakan pupuk alami. Pupuk alami baik pupuk kandang ataupun kompos dari dedaunan ternyata tidak efisien dalam penggunaannya. Tidak seperti pupuk buatan, pupuk alami tidak mudah untuk digunakan. Bobot dan volumenya yang besar menjadi kesulitan tersendiri bagi petani untuk menebarkannya ke lahan pesawahan ataupun ladang.

Efektfitas dan efisiensi menjadi dua kata kunci sebagai jawaban mengapa para petani kita enggan menggunakan pupuk alami. Efektifitas dan efiensi inilah yang telah dijawab oleh Revolusi Hijau puluhan tahun yang lalu. Perubahan penggunakan bahan-bahan alami ke bahan kimia secara besar-besaran begitu menggoda banyak petani di dunia. Kemudahan dalam menggunakan dan besarnya hasil panen menjadi daya tarik luar biasa bagi para kebanyakan petani.

Namun, dibalik segala kemudahan yang dijanjikan pupuk kimia buatan tersebut ternyata terlihat kerusakan yang begitu nyata. Tanah-tanah yang kehilangan unsur hara sudah tidak baik lagi untuk produksi pertanian puluhan tahun mendatang. Kerusakan ekosistem turut mempengaruhi kondisi alam yang seharusnya seimbang. Mungkin, banyaknya hama tanaman karena adanya rantai makanan yang hilang. Misalnya, di sawah begitu banyak hama tikus karena ternyata populasi ular sebagai predator sudah semakin berkurang akibat tanah yang menjadi habitat ular sudah tidak bagus lagi. Atau, banyaknya hama serangga karena populasi katak pun sudah berkurang diakibatkan belut sebagai predator katak sudah berkurang populasinya.

Hanyalah kesadaran yang akan menggerakan petani kita untuk kembali menggunakan pupuk organik. Kesadaran berbanding lurus dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sudah saatnya para intelektual muda turun ke lapangan untuk memberikan pengetahuan kepada petani betapa penting menggunakan pupuk organik. Dilematis, ketika anak-anak petani disuruh menuntut ilmu ke sekolah tetapi ilmunya tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Ada rantai ilmu pengetahuan yang hilang antara generasi saat ini dengan generasi sebelumnya. Padahal seharusnya dua generasi tersebut saling melengkapi.


Tanggapan

  1. pupuk organik : Pemanfaatan lahan pertanian dgn tdk perhatian thd faktor kelestarian lingkungan makin membuat parah kondisi lahan.


Tinggalkan komentar

Kategori