Oleh: muhammadyusufansori | Oktober 23, 2008

Industri Kopi Kualitas Ekspor di Malang Lesu

MALANG–MI: Dampak krisis keuangan global mulai dirasakan industri pengolahan kopi kualitas ekspor di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Kini harga kopi anjlok dan penerimaan piutang terlambat.

Humas merangkap HRD industri kopi PT Asal Jaya Thomas Juhara kepada Media Indonesia, Kamis (23/10), mengatakan beban yang dirasakan pelaku industri kopi saat ini semakin berat.

“Dampak krisis keuangan dirasakan paling berat pada ekspor kopi ke Eropa, Jepang, dan China. Tetapi ekspor ke negara Timur Tengah tidak begitu terasa,” katanya di Dampit, Kabupaten Malang.

Menurutnya, dampak krisis global tersebut antara lain kini pembayarannya menjadi terlambat. Dengan demikian, pengusaha harus menata ulang jadwal serta mengatur keuangan agar tidak terjadi kekurangan modal kerja yang berpengaruh pada kelangsungan pengolahan dan pengiriman kopi selanjutnya.

Kondisi seperti itu, ujar Thomas, juga membuat pengusaha khawatir karena bisa mempengaruhi penurunan harga kopi. Apalagi, kini penurunan harga kopi rakyat mulai terjadi.

“Turunnya harga lumayan signifikan. Harga kopi rakyat sekarang Rp16 ribu per kilogram (kg). Padahal, dua bulan lalu harganya mencapai Rp18 ribu. Tidak hanya harga saham yang turun, harga kopi pun ikut turun,” tegasnya.

PT Asal Jaya setiap tahun rata-rata mengekspor 25 ribu ton kopi robusta dan arabika. Meski panen raya kopi di Malang sudah selesai pada Agustus-September lalu, pihaknya masih bisa memproduksi dengan membeli kopi dari berbagai daerah.

Terkait dengan dampak krisis global, ia menyatakan perusahaan belum merencanakan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pekerja. Namun Thomas mengaku perusahaan semakin berat membayar upah pekerja sesuai upah minimum kabupaten/kota (UMK).

Ia juga mengungkapkan jumlah pekerja kini mulai berkurang, yaitu tinggal 800 orang dari sebelumnya 900 pekerja. “Sebagian besar pekerja dibayar melalui sistem borongan. Sedangkan pekerja yang diajukan penangguhan pembayaran sesuai UMK pada 2007 sebanyak 500 orang,” tegasnya.

Selain kopi, krisis keuangan global juga berpengaruh pada penurunan harga karet di wilayah perkebunan PTPN XII. Manager Wilayah III PTPN XII wilayah Malang Suhadak mengatakan dampak paling berat yang dirasakan saat ini adalah penurunan harga karet dari US$2,45 menjadi US$1,6 per kg.

Sedangkan untuk komoditas tanaman perkebunan lainnya, seperti teh, tidak terpengaruh. “Harga karet turun drastis. Tetapi untuk komoditas lainnya masih bisa teratasi,” tegasnya.(BN/OL-01)


Tanggapan

  1. Semangat ..walau ada dampak krisis global..Semoga cepat teratasi sehingga bisa meningkatkan upah para pekerja.


Tinggalkan komentar

Kategori